Pengawet
adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah /menghambat fermentasi,
pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan/minuman yang disebabkan oleh
jasad renik (misal: asam benzoate, salisilat dan boraks).
Asam
benzoat banyak digunakan untuk pengawet sirup, sari buah, jamu, minuman ringan,
saus tomat, margarin, coklat konsentrat dan ekstrak kopi. Asam benzoat digunakan
sebagai bahan pengawet biasanya dalam bentuk garam Ca dan K, tetapi dalam
peraturannya biasanya jumlah benzoat yang ada dalam makanan/minuman dihitung
sebagai asamnya.
Lamanya
efektifitas sebagai anti mikroba dipengaruhi oleh pH lingkungan, pH optimal
antara pH 2,5-4,0 dan akan menurun efektifityasnya pada pH 5,0. Asam salisilat dan
garamnya dulu sering digunakan sebagai bahan pengawet makanan dan minuman,
tetapi setelah diketahui sebagai penyebab tukak lambung, maka penggunaannya
dilarang.
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin
dideteksi dengan memisahkan komponen komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip
kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.Teknik ini biasanya
menggunakanfase diam dari bentuk platsilika dan fase geraknya disesuaikan dengan
jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau campuran
larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel
dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
Visualisasi
Proses berikutnya dari kromatografi lapis
tipis adalah tahap visualisasi. Tahapan ini sangat penting karena
diperlukan suatu keterampilan dalam memilih metode yang tepat karena harus disesuaikan dengan
jenis sampel yang sedang di uji. Salah satu yang dipakai adalah
penyemprotan dengan larutanninhidrin. Ninhidrin
(2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) adalah suatu larutan yang akan digunakan untuk
mendeteksi adanya gugus amina.Apabila pada sampel terdapat
gugus amina maka ninhidrin akan bereaksi menjadi berwarna ungu.
Nilai Rf
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu
perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang
sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah
nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel.Nilai Rf juga
menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf
sering juga disebut faktor retensi. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus
berikut :
Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak
yang ditempuh oleh pelarut
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka
semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis.Saat
membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama,
nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar
dari plat kromatografi lapis tipis.Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki
nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memilikikarakteristik yang sama atau mirip.Sedangkan, bila
nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang
berbeda.
Sumber:
http://putrakalimas.blogspot.com/2011/05/pengawet-benzoat-dan-salisilat.html
0 komentar:
Posting Komentar